Tuesday, October 30, 2007

Tinggi, Toleransi di Indonesia


Jakarta, Kompas - Meski menjadi bagian terbesar dari bangsa, umat Islam Indonesia dinilai memiliki toleransi yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Terpeliharanya budaya lokal dan kebebasan menjalankan ibadah dalam masyarakat multikultur menunjukkan penghargaan atas kebebasan beragama di Indonesia.

Hal itu dikatakan Ketua Delegasi Tokoh Islam Australia Ameer Ali saat berkunjung ke Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Senin (29/10). Ameer yang didampingi sejumlah tokoh Muslim Australia bertemu dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Berbagai bangunan agama selain Islam, seperti candi, tetap terpelihara dengan baik. Ragam kebudayaan selain dari masyarakat Islam juga masih dilestarikan dan dihargai.

Organisasi massa Islam yang ada, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, juga lebih berkonsentrasi membina umat daripada terjun ke arena politik. Padahal, kedua ormas tersebut memiliki massa yang jumlahnya mencapai puluhan juta orang.

Menurut Ameer, kondisi umat Islam Indonesia mirip dengan umat Islam di Australia. Mereka juga berasal dari berbagai bangsa dengan budaya yang majemuk. Karena itu, tantangan terbesar umat Islam Australia adalah mengintegrasikan mereka yang berasal dari berbagai suku bangsa dan meningkatkan kesejahteraan.

"Di Australia tidak ada agama negara dan setiap warga negara dijamin kebebasannya dalam beragama," kata Ameer.

Din Syamsuddin mengatakan, Islam bukanlah agama yang sekadar mengatur tentang ritual keagamaan. Islam mengutamakan nilai-nilai moralitas atau akhlak umatnya terhadap siapa pun.

Sejarah awal didirikannya Muhammadiyah sendiri adalah untuk menjadi elemen penting dan efektif bagi penguatan masyarakat madani di Indonesia. Penyebaran ide-ide sosial dalam masyarakat Islam lebih gencar dilakukan daripada pengembangan ide politik.

Oleh karena itu, Muhammadiyah tidak ingin berubah menjadi partai politik meski memiliki jumlah warga yang cukup besar.

Penguatan Muslim Indonesia harus dilakukan melalui peningkatan kualitas hidup mereka. Muhammadiyah melalui berbagai badan otonomnya memberi perhatian pada bidang pendidikan, kesehatan, perekonomian, hingga isu kesetaraan jender. (MZW)

No comments: